Education is the most powerful weapon which you can use to change the world-Nelson Mandela-   Education is the ability to listen to almost anything without losing your temper or your self-confidence-Robert Frost-  Education: the path from cocky ignorance to miserable uncertainty-Mark Twain-  Education is our passport to the future, for tomorrow belongs to the people who prepare for it today

Senin, 30 Juli 2012

Bagaimana kita berbuka Puasa?

Berikut ini hal hal yang perlu diperhatikan dalam berbuka puasa:
  1. Menyegerakan Berbuka
Menyegerakan berbuka merupakan Sunnah Rasulullah, dan akan mendatangkan kebaikan. Dari Sahl bin Sa’ad,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ
    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Senantiasa manusia berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka”. (HR Bokhori-1821)
  1. Memulai berbuka dengan makan yang ringan dan manis buka puasa sebaiknya diawali makan yang ringan namun manis. Hal ini diharapkan agar lambung siap menerima makanan dan tidak kaget, adapun makan manis akan mempercepat pemulihan energi, sebagaimana gula adalah yang paling cepat diubah menjadi energi. Makan yang cocok adalah buah seperti kurma atau yang lainnya.
  2. Hindari memulai berbuka dengan makanan yang merangsang lambung makanan yang merangsang lambung diantaranya; es, santan, pedas, masam/kecut, kopi, minuman bersoda, dll. Makan atau minuman yang merangsang lambung ini jika pencernaan tidak siap dapat menyebabkan kolik di usus (kram usus) bahkan dapat menyebab ilius (orang jawa: munter).
  3. Makan dan minum dalam porsi sedikit saja Buka puasa hendaknya diawali dengan porsi kecil, sehingga pencernaan tidak langsung bekerja berat. Perlu diketahui bahwa makanan dan minuman yang masuk tidak langsung diubah menjadi energi, tetapi butuh proses terlebih dahulu menjadi monosakarida dan seterusnya menjadi energi. Untuk proses tersebut juga memerlukan energi, sehingga apabila tubuh dipaksa langsung mencerna makanan dalam jumlah besar, maka yang terjadi adalah banyak energi yang diperlukan untuk hal tersebut. Padahal belum ada makanan yang masuk yang telah diubah menjadi energi. Akibatnya tubuh kita akan lemas berat. Munkin setelah 1 jam baru energi terbentuk. Hal ini cukup merugikan apalagi kita perlu sholat maghrib.
    Makanan dalam porsi besar akan menyebabkan lambung penuh dengan mendadak, hal ini sangat memacu pengeluaran asam lambung untuk melumatkan makanan. Akibatnya akan banyak muncul gas. Hal ini akan menyebabkan perut terasa tidak nyaman karena banyaknya gas dan pebuhnya lambung dengan makanan.
  4. Makan dan minum sebagaimana biasa setalah sholat maghrib atau setelahnya setelah sholat maghrib insyaAlloh pencernaan telah siap untuk menerima makanan dalam porsi cukup besar. Namun yang perlu diingat makanan harus memperhatikan kondisi tubuh dan sebaiknya makan secara bertahap.
    Demian semoga buka puasa kita menjadi lebih nikmat dan mendapat pahala. Aamiin
    walloohu a’lam

Jumat, 27 Juli 2012

Belajar Kelompok Kenapa Tidak ? (2)


Model pembelajaran merupakan strategi yang digunakan oleh guru untuk meningkatkan motivasi belajar, sikap belajar dikalangan siswa, mampu berpikir kritis, memiliki keterampilan sosial, dan pencapaian hasil pembelajaran yang lebih optimal (Isjoni, 2009: 8). Merujuk pada hal ini perkembangan model pembelajaran terus mengalami perubahan dari model tradisional menuju model yang lebih modern. Model pembelajaran berfungsi untuk memberikan situasi pembelajaran yang tersusun rapi untuk memberikan suatu aktivitas kepada siswa guna mencapai tujuan pembelajaran.Sejalan dengan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran, salah satu model pembelajaran yang kini banyak mendapat respon adalah model pembelajaran kooperatif. Kooperatif berasal dari bahasa Inggris yaitu Cooperate yang berarti bekerja bersama-sama. Pembelajaran menurut Degeng adalah upaya untuk membelajarkan siswa.

Pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda (Isjoni,2009 : 14).Menurut Slavin (1985) dalam bukunya Isjoni (2010: 12) mengatakan, bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen.Model pembelajaran koperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Terdapat empat unsur penting dalam pembelajaran kooperatif yaitu, adanya peserta didik yang terbagi dalam kelompok, adanya aturan kelompok, adanya upaya belajar setiap anggota kelompok, dan adanya tujuan yang harus dicapai (Sanjaya, 2008: 241).

Pembelajaran kooperatif adalah miniatur dari bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing (Suyatno, 2009: 51)Karakteristik Model Pembelajaran KooperatifPembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran saat ini yang banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada orang lain. Model ini telah terbukti dapat dipergunakan dalam berbagai mata pelajaran dan berbagai usia.Pada hakekatnya pembelajaran kooperatif sama dengan kerja kelompok, oleh karena itu banyak guru yang mengatakan bahwa tidak ada sesuatu yang aneh dalam pembelajaran kooperatif karena menganggap telah terbiasa menggunakannya. Walaupun pembelajaran kooperatif terjadi dalam bentuk kelompok, namun tidak setiap kerja kelompok dikatakan pembelajaran kooperatif. Roger dan David dalam Bukunya Suprijono (2010: 58) mengatakan bahwa tidak semua belajar berkelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif.

Prosedur pelaksanaan model pembelajaran kooperatif yang benar akan memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif. Model pembelajaran kooperatif akan dapat menumbuhkan pembelajaran efektif yaitu yang bercirikan memudahkan siswa belajar sesuatu yang bermanfaat dan diakui dari perolehan pengetahuan yang didistribusikan dalam bentuk nilai hasil belajar.

Beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif adalah setiap anggota memiliki peran, terjadi hubungan interaksi langsung diantara siswa, setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya, guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok, dan guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.

Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran sebagaimana dikemukakan Slavin (1995) dalam bukunya Isjoni (2009: 33), yaitu :

1. Penghargaan kelompok, penghargaan kelompok ini diperoleh jika kelompok mencapai skor diatas kriteria yang ditentukan.

 2. Pertanggung jawaban individu, pertanggungjawaban ini menitikberatkan pada aktivitas anggota kelompok yang saling membentu dalam belajar.

3. Kesempatan yang sama untuk berhasil, setiap siswa baik yang berprestasi rendah atau tinggi sama-sama memperoleh kesempatan untuk berhasil dan melakukan yang terbaik bagi kelompoknya.

 Tipe Pembelajaran KooperatifMacam tipe pembelajaran model pembelajaran kooperatif sangat beragam seperti yang terdapat dalam buku Suyatno (2009) tentang Menjelajah Pembelajaran Inovatif ada 96 variasi model pembelajaran kooperatif, antara lain Student Teams Achievement Division, Numbered Head Together, Jigsaw,Think Pairs Share, Teams Games Tournament, Group Investigation, Contextual Teaching and Learning, Team Assisted Individualy, Problem Based Instruction, Realistic Mathematics Education, Problem Posing, Open Ended, Probing-Prompting, Cycle Learning, Reciprocal, Somatic Auditory Visualization Intellectually, Visualization Auditor Kinestic, Auditory Intellectualy Repetition, Means-Ends Analysis, Creative Problem Solving, Think Talk Write, TwoSatay-Two Stray, Connecting Organizing Reflecting Extending, Survey Question Read Recite Review, Survey Question Read Reflect Recite Review, Meaningful Instructionnal Design, certainly of Response Index, Double Loop Problem Solving, Cooperative Integrated Reading and Composition, Inside Outside Circle, Diskursus Multy Reprecentacy, KUASAI, Tari Bambu, Artikulasi, Debat, Role Playing, Talking Stick, Student Facilitator and Explaining, Course Review Horay, Demonstration, Explicit Instruction, Scramble, Pair Check, Make-a Macht, Mind Mapping, Examples Non Examples, Direct Instruction, Picture and Picture, Cooperative Script, Laps-Heuristik, Improve, Circuit Learning, Complete Sentence, Concept Sentence, Kumon, Time Token, Take and Give, Superitem, Hibrid, Trefinger, Induktif, Deduktif, Interaktif, Integratif, Generatif, Science Environment Technology & Society, Tematik, Fragmeted, Connectec, Nested, Sequenced, Shared, Webbed, Threaded, Integrated, Immersed, Networked, Grammer, Read, Audiolingual, Reseptif, Produktif, Komunikatif, Mind Mapping, Game, Nature Learning, Dol Speak, Learning Together, Deep Dialogue, Project Based Learning, Active Learning, Reflective Learning, Aktif-Reflektif, inul Dance, Concept Song, dan Beyond Center and Circle Time.

Akan tetapi dari banyak macam tipe pembelajaran koperatif di atas yang banyak dikembangkan adalah model STAD dan Jigsaw. Group Investigation sendiri adalah model pembelajaran yang paling kompleks dan paling sulit diterapkan, sehingga hal inilah yang menjadi dasar peneliti menerapkan model GI dan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran.

 1. Student Team Achievement Division (STAD)Tipe STAD adalah model pembelajaran kooperatif untuk pengelompokkan kemampuan campur yang melibatkan pengakuan tim dan tanggung jawab kelompok untuk pembelajaran individu anggota. Keanggotaan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku.

2. JigsawCiri-ciri pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, yaitu setiap anggota tim terdiri dari 5-6 orang yang disebut kelompok asal, kelompok asal tersebut dibagi lagi menjadi kelompok ahli, kelompok ahli dari masing-masing kelompok asal berdiskusi sesuai keahliannya, dan kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk saling bertukar informasi.

 3. Group InvestigationTipe ini merupakan model pembelajaran kooperatif yang kompleks karena memadukan antara prinsip belajar kooperatif dengan pembelajaran yang berbasis konstruktivisme dan prinsip belajar demokrasi. Tipe ini dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran akan memberi peluang kepada siswa untuk lebih mempertajam gagasan dan guru akan mengetahui kemungkinan gagasan siswa yang salah sehingga guru dapat memperbaiki kesalahannya. Secara ringkas sintak pembelajaran tipe pembelajaran GI adalah pemilihan topik, perencanaan kooperatif, implementasi, analisis dan sintesis, presentasi hasil final, dan evaluasi. Jadi tipe GI merupakan model pembelajaran kooperatif yang melibatkan kelompok kecil dimana siswa bekerja menggunakan inquiri kooperatif, perencanaan, proyek, diskusi kelompok, dan kemudian mempresentasikan penemuan mereka kepada kelas.

Tipe ini paling kompleks dan sulit diterapkan dibandingkan metode kooperatif yang lain. AsumsiAsumsi yang mendasari pengembangan pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut : (Joyce, 2009 : 302)

1. Sinergi yang ditingkatkan dalam bentuk kerjasama akan meningkatkan motivasi yang jauh lebih besar daripada dalam bentuk lingkungan kompetitif individual.

2. Anggota-anggota kelompok kooperatif dapat saling belajar satu sama lain. Setiap pembelajar akan memiliki bantuan yang lebih banyak daripada dalam sebuah struktur pembelajaran yang menimbulkan pengucilan antar satu siswa dengan siswa lainnya.

3. Interaksi antaranggota, akan menghasilkan aspek kognitif semisal kompleksitas sosial, menciptakan sebuah aktivitas intelektual yang dapat mengembangkan pembelajaran ketika dibenturkan pada pembelajaran tunggal.

4. Kerjasama meningkatkan perasaan positif terhadap satu sama lain, menghilangkan pengasingan dan penyendirian, membangun sebuah hubungan, dan memberikan sebuah pandangan positif mengenai orang lain.

 5. Kerjasama meningkatkan penghargaan diri, tidak hanya melalui pembelajaran yang terus berkembang, namun juga melalui perasaan dihormati dan dihargai oleh orang lain dalam sebuah lingkungan.

6. Siswa yang mengalami dan menjalani tugas serta merasa harus bekerjasama dapat meningkatkan kapasitasnya untuk bekerjasama secara produktif. Dengan kata lain, semakin banyak siswa mendapat kesempatan untuk bekerjasama, maka mereka akan semakin mahir bekerjasama, dan hal ini akan sangat berguna bagi skill sosial mereka secara umum.

7. Siswa, termasuk juga anak-anak, bisa belajar dari beberapa latihan untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam bekerjasama.

Keuntungan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif,

Sharan (1990) mengatakan bahwa pembelajaran dengan sistem pengelompokan dapat menyebabkan berpindahnya motivasi dari tataran eksternal pada tataran internal (Joyce, 2009: 309). Dengan kata lain, ketika siswa bekerjasama dalam menyelesaikan sebuah tugas, mereka akan tertarik pada materi pembelajaran tersebut karena menyadari kepentingannya sebagai siswa terhadap materi tersebut.Secara rinci keuntungan menggunakan model pembelajaran kooperatif adalah :

1. Dapat memberikan efek yang sangat ampuh pada waktu singkat, baik dalam aspek pembelajaran akademik maupun aspek skill.

2. Memberikan seorang (atau beberapa orang) pendamping belajar yang menyenangkan dan bersama-sama mengembangkan skill bersosial serta berempati terhadap orang lain.

3. Dapat meningkatkan perasaan positif terhadap diri sendiri maupun orang lain.

Menurut Sanjaya (2008: 249) keunggulan dan kelemahan dari pembelajaran kooperatif adalah :

Keunggulan

1. Siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri.

 2. Dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan.

3. Dapat membantu anak untuk merespon orang lain.

4. Dapat memberdayakan siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.

5. Dapat meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial.

 6. Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik.

 7. Dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata.

 8. Dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir.

Kelemahan

1. Dengan leluasanya pembelajaran maka apabila keleluasaan itu tidak optimal maka tujuan dari apa yang dipelajari tidak akan tercapai.

 2. Penilaian kelompok dapat membutakan penilaian secara individu apabila guru tidak jeli dalam pelaksanaannya.

3. Mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan waktu yang panjang.

Selanjutnya dalam bukunya Isjoni (2009: 36) Jarolimek & Parker mengatakan keunggulan yang diperoleh dalam pembelajaran ini adalah :

1. Saling ketergantungan yang positif.

2. Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu.

3. Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas.

 4. Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan.

5. Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antar siswa dan guru.

 6. Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan.

Kelemahan model pembelajaran kooperatif adalah :

1. Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran, dan waktu.

 2. Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai.

3. Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

 4. Saat diskusi kelas terkadang didominasi seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif. Alim Sumarno, M.Pd

 

Rabu, 25 Juli 2012

Belajar Kelompok Kenapa Tidak ? (1)


Model Pembelajaran Kooperatif

metode pembelajaran merupakan strategi yang digunakan oleh guru untuk meningkatkan motivasi belajar, sikap belajar dikalangan siswa, mampu berpikir kritis, memiliki keterampilan sosial, dan pencapaian hasil pembelajaran yang lebih optimal (Isjoni, 2009: 8)..Menurut Slavin (1985) dalam bukunya Isjoni (2010: 12) mengatakan, bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-k ... model pembelajaran terus mengalami perubahan dari model tradisional menuju model yang lebih modern. Model pembelajaran berfungsi untuk memberikan situasi pembelajaran yang tersusun rapi untuk memberikan suatu aktivitas kepada siswa guna mencapai tuj ... pembelajaran merupakan strategi yang digunakan oleh guru untuk meningkatkan motivasi belajar, sikap belajar dikalangan siswa, mampu berpikir kritis, memiliki keterampilan sosial, dan pencapaian hasil pembelajaran yang lebih optimal (Isjoni, 2009: 8)

Model pembelajaran merupakan strategi yang digunakan oleh guru untuk meningkatkan motivasi belajar, sikap belajar dikalangan siswa, mampu berpikir kritis, memiliki keterampilan sosial, dan pencapaian hasil pembelajaran yang lebih optimal (Isjoni, 2009: 8). Merujuk pada hal ini perkembangan model pembelajaran terus mengalami perubahan dari model tradisional menuju model yang lebih modern. Model pembelajaran berfungsi untuk memberikan situasi pembelajaran yang tersusun rapi untuk memberikan suatu aktivitas kepada siswa guna mencapai tujuan pembelajaran.Sejalan dengan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran, salah satu model pembelajaran yang kini banyak mendapat respon adalah model pembelajaran kooperatif. Kooperatif berasal dari bahasa Inggris yaitu Cooperate yang berarti bekerja bersama-sama. Pembelajaran menurut Degeng adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda (Isjoni,2009 : 14).Menurut Slavin (1985) dalam bukunya Isjoni (2010: 12) mengatakan, bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen.

rhizo education

Senin, 23 Juli 2012

Teka-teki silang untuk pembelajaran


Mengisi teka teki silang atau biasanya lebih dikenal dengan sebutan TTS, memang sungguh mengasyikkan, selain juga berguna untuk mengingat vocab-vocab populer, secara tidak langsung juga berguna untuk meningkatkan pengetahuan yang bersifat umum dengan cara yang santai.
Melihat karakteristik teka-teki silang yang lebih mengedepankan perbedaan dan persamaan kata, sangat sesuai kalau seandainya dipergunakan sebagai sarana untuk latihan para siswa dikelas, shingga latihan yang diberikan oleh guru tidak bersifat monoton hanya berupa pertanyaan-pertanyaan baku saja, tetapi bisa juga berupa teka-teki silang yang tentu saja akan mengasyikkan untuk dijawab oleh siswa.
Ada banyak software yang bisa membantu kita untuk membuat teka-teki silang bagi siswa dikelas, cara yang paling mudah untuk menemukannya adalah dengan cara mencarinya melalui Google, dengan kata kunci “CROSSWORD”. Google akan membantu kita mengarahkan pada beberapa website tertentu yang menyediakan fasilitas membuat teka-teki silang sesuai dengan keinginan kita.
Bahkan ada sebuah website yang selain membantu kita dalam membuat teka-teki silang, website ini akan menampilkan teka-teki silang yang kita buat, agar bisa juga diakses oleh orang lain dari seluruh dunia, berikut juga dengan pengisiannya dapat dilakukan secara online.

selamat mencoba :))))

Rhizo Education

Kamis, 19 Juli 2012

TIPS BELAJAR TETAP AKTIF SAAT BERPUASA

Marhaban ya ramadhan … Alhamdulillah kali ini kita telah dihadirkan kembali dalam bulan yang suci ini . eits ! walaupun kita berpuasa , tapi kita juga harus tetap belajar …ya, karena pada bulan puasa kita masih bersekolah sampai sekitar seminggu sebelum hari raya... hmm.. jadi jangan beranggapan kalau puasa menjadi alasan untuk tidak belajar.Nah berikut ini adalah beberapa tips yang mungkin dapat membantu kita agar tetap bisa belajar dengan semangat walaupun sedang berpuasa , semoga bermanfaat yaa.. : D
1. Sahur dengan makanan yang bergizi
Ya, sahur sangat penting dan dibutuhkan bagi orang yang berpuasa , karena dari sahurlah kita mendapatkan nutrisi untuk berpuasa seharian . jadi biasakan sahur ya... tapi tentunya sahur juga tidak sembarang makanan yang mengenyangkan tetapi juga bergizi sehingga nutrisi yang kita terima optimal.
2. Sempatkan waktu belajar pada sore hari
Kenapa ? karena, bila pada bulan puasa kita kan sholat tarawih , jadi jika kita belajar setelah sholat tarawih tentunya tidak akan optimal karena kita sudah cukup capek dan merasa mengantuk karena biasanya habis kekenyangan setelah berbuka puasa :D...
3. Setelah sahur jangan tidur !!!
Kalau kita tidur setelah sahur akan membuat kita mengantuk pada saat kegiatan di sekolah , jadi apa salahnya jika kita menyempatkan untuk tadarus atau berolahraga saat pagi hari, sehingga kita dapat fresh pada saat di sekolah..
4. Tidur siang itu perlu...
Selain membuat kita sedikit lupa dengan rasa lapar , tetapi juga dapat menyegarkan tubuh karena pada saat puasa kita biasanya tidur terlalu malam dan haus bangun pagi untuk sahur. Tapi ingat... jangan tidur terlalu lama lho...
5. Belajar lewat internet , Why not ?
Kenapa nggak kalau kita menyempatkan berkunjung ke dunia maya untuk belajar secara online. Ya, karena di internet kita dapat mencari informasi mengenai pembelajaran dengan mudah dan lebih menarik, jadi hitung – hitung ngabuburit yang berguna , and sepertinya nggak salah juga kalau sesekali kita silaturahmi dengan sesama lewat facebook atau twitter, yang penting jangan overdosis....
6. Niatkan diri untuk belajar
Ini nih yang penting , karena sebenarnya tips – tips diatas ga berguna kalau kita sendiri nggak niat untuk belajar, jadi mulai sekarang tanamkan tekad untuk belajar !!!

Jumat, 13 Juli 2012

Perbedaan Antara IQ dan EQ

Selama ini banyak orang menganggap bahwa jika seseorang memiliki tingkat
kecerdasan intelektual atau Intelligence Quotient (IQ) yang tinggi,  maka orang
tersebut memiliki peluang untuk meraih kesuksesan yang lebih  besar di banding
orang lain.
Pada kenyataannya, ada banyak  kasus di mana seseorang yang memiliki tingkat
kecerdasan intelektual  yang tinggi tersisih dari orang lain yang tingkat kecerdasan
intelektualnya lebih rendah. Ternyata IQ yang tinggi tidak menjamin  seseorang
akan meraih kesuksesan.  Daniel Goleman, seorang profesor dari  Universitas
Harvard menjelaskan bahwa ada ukuran/patokan lain yang  menentukan tingkat
kesuksesan seseorang.
Dalam bukunya yang  terkenal, Emotional Intelligence, membuktikan bahwa tingkat
emosional  manusia lebih mampu memperlihatkan kesuksesan seseorang.
Intelligence  Quotient (IQ) tidak dapat berkembang. Jika seseorang terlahir dengan
kondisi IQ sedang, maka IQ-nya tidak pernah bisa bertambah maupun  berkurang.
Tetapi, Emotional Quotient atau Kecerdasan  Emosional (EQ) dapat dikembangkan
seumur hidup dengan belajar dan tumbuh  seiring pertumbuhan seseorang sejak
lahir hingga meninggal dunia.  Pertumbuhan EQ dipengaruhi oleh lingkungan,
keluarga, dan contoh-contoh  yang didapat seseorang sejak lahir dari orang tuanya.
EQ  menyangkut banyak aspek penting, yang agaknya semakin sulit didapatkan
pada manusia modern, yaitu;  Empati atau memahami orang lain secara
mendalam, mengungkapkan dan memahami perasaan, mengendalikan amarah,
kemandirian, kemampuan menyesuaikan diri, disukai, kemampuan memecahkan
masalah antar pribadi, ketekunan, kesetiakawanan, keramahan dan sikap  hormat.
Orangtua adalah seseorang yang pertama kali dan memiliki peran  penting dalam
perkembangan EQ seorang anak.
Karena itu,  orangtua harus mengajar anaknya untuk membina hubungan
persahabatan yang  hangat dan harmonis, bekerja dalam kelompok secara
harmonis, berbicara  dan mendengarkan secara efektif, mencapai prestasi yang
lebih tinggi  sesuai aturan.
Selain itu, orangtua juga harus  mengajar anaknya dalam hal mengatasi masalah
dengan temannya yang nakal,  berempati pada sesama, memecahkan masalah,
mengatasi konflik,  membangkitkan rasa humor, memotivasi diri bila menghadapi
saat-saat yang  sulit, menghadapi situasi yang sulit dengan percaya diri, dan
menjalin  keakraban.
Jika seseorang memiliki IQ yang tinggi,  ditambah dengan EQ yang tinggi pula,
orang tersebut akan lebih mampu  menguasai keadaan, dan merebut setiap
peluang yang ada tanpa membuat  masalah yang baru.

Kebiasaan Fatal Siswa: Mudah Mengahafal Tapi Susah Memahami?


Ketika di SMA para siswa pada umumnya sangat terbiasa dengan kegiatan menghafal. Kegiatan menghafal materi pelajaran adalah kegiatan wajib yang harus dilakukan oleh setiap siswa jika ingin mendapatkan nilai yang memuaskan ketika ada ulangan harian misalnya.
Siswa di sekolah SD, SMP hingga SMA memang dibiasakan seperti itu. materi pelajaran yang seabrek banyaknya. Setiap ulangan harian biasanya soal yang keluar tidak jauh-jauh dari materi pelajaran yang telah disampaikan. Sehingga hal tersebut membuat siswa berusaha untuk menghafal materi pelajaran yang disampaikan tersebut.
Maka ketika ada ulangan siswa tersebut akan mendapatkan nilai yang bagus. Apa yang tertulis di buku lebih kurang jawabannya hampir sama seperti yang ada dibuku pelajaran.
Banyak siswa yang memperoleh nilai bagus dengan metode belajar seperti itu. jika metode seperti itu dilakukan untuk semua mata pelajaran maka sudah pasti besar kemungkinan nilai-nilai mata pelajaran yang lain juga akan bagus. Hasilnya jika diakumulasi semua nilai tersebut maka akan menghantarkan siswa tersebut sebagai jawara di kelasnya.
Mungkin metode belajar seperti itu baik jika diterapkan di sekolah. Karena kebiasaan yang memang seperti itu adanya. Namun jika kebiasaan menghafal pelajaran itu terus dilakukan berkelanjutan maka akan berdampak pada cara siswa tersebut memahami materi pelajaran ketika di perguruan tinggi.
Setelah di perguruan tinggi barulah akan terasa dampak dari metode mengahafal pelajaran. Siswa tersebut akan kesulitan dalam memahami materi. Karena materi yang disampaikan terkadang tidak persis dengan yang ada di modul atau hand out. Sehingga butuh pemahaman dalam menguasai materi perkuliahan tersebut.
Dampak yang juga terasa adalah kesulitan siswa tersebut dalam menyampaikan argumentasinya sendiri. Ia akan susah dalam berargumntasi menurut pemahamannya sendiri. Karena selama ini argumen yang ia sampaikan buah dari hasilnya menghafal materi pelajaran. Ia akan susah untuk mengeluarkan ide-ide dan pemikirannya. Karena menang tidak terbiasa.

Mungkin itulah yang sedikit saya alami saat ini. dulu ketika di SMA saya pada umumnya menerapkan metode belajar menghafal. Catatan saya lengkap. Ketika ada ulangan nilai saya pasti memuaskan. Sehingga hasilnya memang, saya menjadi juara kelas.
Namun setelah di perguruan tinggi barulah saya sadari metode belajar seperti itu tidaklah baik. Di perguruan tinggi mahasiswa dituntut aktif dalam mengikuti perkuliahan. Aktif mengikuti presentasi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan. Aktif dalam kegiatan diskusi dengan mengutarakan berbagai pendapat dan argumentasi.
Memang mahasiswa akan mudah dalam melakukan itu semua jika banyak membaca. Berteman dengan yang namanya buku. Namun disini buku tidak lagi untuk dihafal namun untuk dipahami. Buku dalam perkuliahan tidak hanya satu dua atau beberapa tapi banyak jumlahnya. Maka tidak mungkin untuk dihafal isi buku tersebut satu per satu. Tapi harus dipahami.
Menghafal hanya tinggal sementara di otak. Materi yang dihafal itu hanya akan teringat ketika ada ulangan harian. Menghafal orientasinya untuk mengejar nilai. Agar memperoleh nilai yang bagus. Sedangkan jika pelajaran itu dipahami, ia akan lama tinggal di otak. Cukup lama tersimpan.
Metode belajar menghafal dan memahami memang sama-sama berorientasi dalam perolehan nilai. Namun tingkat keteringatan materi pelajaran tersebut akan jauh berbeda.
Maka untuk para siswa di sekolahan ubahlah cara belajar yang seperti itu. belajarlah dengan cara memahami bukan dihafal. Karena itu akan sangat membantu kalian ketika telah melanjutkan studi di perguruan tinggi nantinya.
Untuk para orangtua dan para pendidik biasakanlah siswa untuk memahami pelajaran yang disampaikan. Ajarkan peserta didik untuk membiaskan diri memahami materi dengan menghubungkannya dengan konteks realitas disekitarnya. Pendidik bisa mengubah metode belajar dengan cara mengubah pola pembelajaran. Dibiasakan aktif dalam diskusi-diskusi kecil. Dibiasakan untuk menyampaikan argumentasi menurut pemahamannya sendiri. Intinya peserta didik secara berangsur-angsur akan lebih memahami konteks yang ada. Menghubungkan dengan materi pelajara yang disampaikan di kelas.
Bagi yang sudah terbiasa dengan kegiatan menghafal ini maka beralihlah secara perlahan ke metode belajar memahami. Jika belajar memahami, satu buku bisa dipahami dalam waktu yang singkat namun lama nempelnya di otak. Pemahaman yang didapat itu tidak harus selalu seperti yang tertulis di teks namun lebih ditekankan pada penjabaran dari pemahaman teks tersebut.