Orang yang tidak sependapat meragukan perlunya mengajarkan emosi kepada anak-anak. Dan mereka bertanya, Bukankah emosi datang secara alami pada anak-anak? Jawabnya adalah TIDAK!. Banyak ilmuwan percaya bahwa emosi manusiawi kita, terutama, berkembang melalui mekanisme kelangsungan hidup. Dan anak yang mempunyai kecerdasan emosional akan mendapat banyak keuntungan pada masa mendatang dalam perjalanan hidupnya. Dan kecerdasan emosional, atau EQ (Emotional Quotient), bukan didasarkan pada kepintaran seorang anak, melainkan pada suatu yang dahulu disebut karakteristik pribadi atau "karakter".
Apakah Kecerdasan Emosional itu ?
Istilah "Kecerdasan Emosional"pertama kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh psikolog Peter Salovey dari Harvad University dan John Mayer dari University of New Hampshire Amerika untuk menerangkan kualitas-kualitas emosional yang tampaknya penting bagi keberhasilan.
Kualitas-kualitas ini antara lain adalah :
* Empati (kepedulian)
* Mengungkapkan dan memahami perasaaan
* Mengendalikan amarah
* Kemandirian
* Kemampuan menyesuaikan diri
* Disukai
* Kemampuan memecahkan masalah antar pribadi
* Ketekunan
* Kesetiakawanan
* Keramahan
* Sikap hormat
Penelitian-penelitian telah menunjukkan bahwa ketrampilan EQ yang sama untuk membuat anak siswa yang bersemangat tinggi dalam belajar, atau untuk disukai oleh teman-temannya di arena bermain, juga akan membantunya pada dua puluh tahun kemudian ketika sudah masuk ke dunia kerja atau ketika sudah berkeluarga.
Berbeda dengan IQ, EQ sulit untuk diukur, namun walaupun kita tidak dapat begitu saja mengukur bakat atau sifat-sifat khas seseorang - misalnya kemarahan, percaya diri atau sikap hormat kepada orang lain - kita dapat mengenali sifat-sifat tersebut pada anak-anak dan sepakat bahwa sifat-sifat tersebut mempunyai nilai penting.
Barangkali perbedaan yang paling penting untuk diketahui antar IQ dan EQ adalah, EQ tidak begitu dipengaruhi oleh faktor keturunan, sehingga membuka kesempatan bagi orang tua dan para pendidik untuk melanjutkan apa yang sudah disediakan oleh alam agar anak mempunyai peluang lebih besar untuk meraih keberhasilan. Disinilah orang tua berpeluang dan mempunyai kesempatan yang tidak dapat diulang, untuk membentuk pribadi anak yang mempunyai kecerdasan emosional yang baik.
Tidaklah mudah untuk membentuk pribadi dengan kecerdasan emosional yang ideal, perlu kesabaran dan ketelitian. Usaha membentuk kecerdasan emosional ini bukanlah suatu yang harus membebani orang tua dalam mendidik anaknya, dan tidak ada orang tua yang sempurna. Satu hal penting yang perlu diingat adalah bahwa satu perubahan saja dapat memberikan efek yang luar biasa pada kehidupan anak kita. Dengan kata lain, menekankan pada salah satu aspek (dalam kecerdasan emosional) akan mendatangkan efek bola salju.
Dengan melihat kualitas-kualitas yang ditunjukkan dalam kecerdasan emosional, kita akan sepakat bahwa karakter-karakter seperti itulah yang diharapkan oleh kita sebagai makhluk sosial dan dengan memiliki beberapa kualitas tersebut seorang anak atau orang dewasa akan dapat menghadapi permasalahan-permasalahan hidup yang semakin komplek dan berhubungan dengan orang lain.
wallahu a'lam
Rhizo Education
Tidak ada komentar:
Posting Komentar