Ketika
di SMA para siswa pada umumnya sangat terbiasa dengan kegiatan menghafal.
Kegiatan menghafal materi pelajaran adalah kegiatan wajib yang harus dilakukan
oleh setiap siswa jika ingin mendapatkan nilai yang memuaskan ketika ada
ulangan harian misalnya.
Siswa
di sekolah SD, SMP hingga SMA memang dibiasakan seperti itu. materi pelajaran
yang seabrek banyaknya. Setiap ulangan harian biasanya soal yang keluar tidak
jauh-jauh dari materi pelajaran yang telah disampaikan. Sehingga hal tersebut
membuat siswa berusaha untuk menghafal materi pelajaran yang disampaikan
tersebut.
Maka
ketika ada ulangan siswa tersebut akan mendapatkan nilai yang bagus. Apa yang
tertulis di buku lebih kurang jawabannya hampir sama seperti yang ada dibuku
pelajaran.
Banyak
siswa yang memperoleh nilai bagus dengan metode belajar seperti itu. jika
metode seperti itu dilakukan untuk semua mata pelajaran maka sudah pasti besar
kemungkinan nilai-nilai mata pelajaran yang lain juga akan bagus. Hasilnya jika
diakumulasi semua nilai tersebut maka akan menghantarkan siswa tersebut sebagai
jawara di kelasnya.
Mungkin
metode belajar seperti itu baik jika diterapkan di sekolah. Karena kebiasaan
yang memang seperti itu adanya. Namun jika kebiasaan menghafal pelajaran itu
terus dilakukan berkelanjutan maka akan berdampak pada cara siswa tersebut
memahami materi pelajaran ketika di perguruan tinggi.
Setelah
di perguruan tinggi barulah akan terasa dampak dari metode mengahafal
pelajaran. Siswa tersebut akan kesulitan dalam memahami materi. Karena materi
yang disampaikan terkadang tidak persis dengan yang ada di modul atau hand out.
Sehingga butuh pemahaman dalam menguasai materi perkuliahan tersebut.
Dampak
yang juga terasa adalah kesulitan siswa tersebut dalam menyampaikan
argumentasinya sendiri. Ia akan susah dalam berargumntasi menurut pemahamannya
sendiri. Karena selama ini argumen yang ia sampaikan buah dari hasilnya
menghafal materi pelajaran. Ia akan susah untuk mengeluarkan ide-ide dan
pemikirannya. Karena menang tidak terbiasa.
Mungkin
itulah yang sedikit saya alami saat ini. dulu ketika di SMA saya pada umumnya
menerapkan metode belajar menghafal. Catatan saya lengkap. Ketika ada ulangan
nilai saya pasti memuaskan. Sehingga hasilnya memang, saya menjadi juara kelas.
Namun
setelah di perguruan tinggi barulah saya sadari metode belajar seperti itu
tidaklah baik. Di perguruan tinggi mahasiswa dituntut aktif dalam mengikuti
perkuliahan. Aktif mengikuti presentasi dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan. Aktif dalam kegiatan diskusi dengan mengutarakan
berbagai pendapat dan argumentasi.
Memang
mahasiswa akan mudah dalam melakukan itu semua jika banyak membaca. Berteman
dengan yang namanya buku. Namun disini buku tidak lagi untuk dihafal namun
untuk dipahami. Buku dalam perkuliahan tidak hanya satu dua atau beberapa tapi
banyak jumlahnya. Maka tidak mungkin untuk dihafal isi buku tersebut satu per
satu. Tapi harus dipahami.
Menghafal
hanya tinggal sementara di otak. Materi yang dihafal itu hanya akan teringat
ketika ada ulangan harian. Menghafal orientasinya untuk mengejar nilai. Agar
memperoleh nilai yang bagus. Sedangkan jika pelajaran itu dipahami, ia akan
lama tinggal di otak. Cukup lama tersimpan.
Metode
belajar menghafal dan memahami memang sama-sama berorientasi dalam perolehan
nilai. Namun tingkat keteringatan materi pelajaran tersebut akan jauh berbeda.
Maka
untuk para siswa di sekolahan ubahlah cara belajar yang seperti itu. belajarlah
dengan cara memahami bukan dihafal. Karena itu akan sangat membantu kalian
ketika telah melanjutkan studi di perguruan tinggi nantinya.
Untuk
para orangtua dan para pendidik biasakanlah siswa untuk memahami pelajaran yang
disampaikan. Ajarkan peserta didik untuk membiaskan diri memahami materi dengan
menghubungkannya dengan konteks realitas disekitarnya. Pendidik bisa mengubah
metode belajar dengan cara mengubah pola pembelajaran. Dibiasakan aktif dalam
diskusi-diskusi kecil. Dibiasakan untuk menyampaikan argumentasi menurut
pemahamannya sendiri. Intinya peserta didik secara berangsur-angsur akan lebih
memahami konteks yang ada. Menghubungkan dengan materi pelajara yang
disampaikan di kelas.
Bagi
yang sudah terbiasa dengan kegiatan menghafal ini maka beralihlah secara
perlahan ke metode belajar memahami. Jika belajar memahami, satu buku bisa
dipahami dalam waktu yang singkat namun lama nempelnya di otak. Pemahaman yang
didapat itu tidak harus selalu seperti yang tertulis di teks namun lebih
ditekankan pada penjabaran dari pemahaman teks tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar