Jakarta Bagi Anda penggemar astronomi, hujan meteor tentu menjadi salah satu peristiwa yang ditunggu-tunggu. Nah, malam nanti hujan meteor Draconids akan 'mengguyur' Bumi.
"Awal Oktober ini memang terjadi hujan meteor Draconids. Nanti malam puncaknya, tapi sifatnya variable. Jumlah meteornya sangat bergantung pada kandungan debu sisa komet Giacobini-Zinner," ujar Profesor Riset Astronomi Astrofisika LAPAN, Thomas Djamaluddin, kepada detikcom, Senin (8/10/2012).
Djamaluddin tidak bisa memprediksi berapa jumlah meteor yang tercipta di saat puncak. Namun diperkirakan jumlahnya jauh lebih sedikit ketimbang tahun lalu. Pada tahun lalu, saat puncak ada 600 meteor yang tercipta.
"Pada 2012 ini belum tentu sebanyak itu karena sifat dari sebaran debu komet ini tidak merata. Beda dengan tahun sebelumnya yang kandungan debu sisa kometnya masih padat sehingga hujan meteornya besar sekali," jelas alumnus Universitas Kyoto Jepang ini.
Menurutnya hujan meteor Draconids termasuk hujan meteor yang tidak bisa diperkirakan jumlahnya. Sebenarnya pada Februari 2012 ini, komet Giacobini-Zinner mendekat ke matahari. Setelah Februari 2012, sisa debu sudah menipis sehingga meteor yang dihasilkan saat meteor shower tidak terlalu banyak.
"Komet ini punya siklus 6,6 tahun. Dia mendekat ke matahari yang terakhir 2005 dan Februari 2012. Maka itu setelah Februari, sisa debunya sudah menipis," jelas Djamaluddin.
Meteor-meteor Draconids lahir dari arah peta bintang Draco, karena itu diberi nama Draconids. Karena berasal dari sisa debu komet Giacobini-Zinner, meteor ini juga dikenal sebagai Giacobinids.
Nah, bagi Anda yang ingin menyaksikan hujan meteor Draconids, bisa mencoba mengamatinya dengan mata telanjang. Nanti malam pukul 19.00-22.00 WIB, cobalah melihat langit arah utara hingga barat daya. Jika cuaca cerah, tidak ada polusi cahaya dan medan pandang tidak terbatas, maka kemungkinan Anda bisa menyaksikan fenomena ini.
"Setelah maghrib ada di utara, lalu menjelang pukul 22.00 WIB di arah barat daya," terang Djamaluddin.
Di bulan Oktober ini selain hujan meteor Draconids juga terjadi hujan meteor Orionids. Diperkirakan 21 Oktober menjadi puncak fenomena langit ini. Hujan meteor ini terjadi akibat sisa debu komet Halley yang cukup kuat.
"Sekitar 3 menit sekali bisa dilihat hujan meteornya. Cukup mudah diamati karena berada di rasi bintang Orion dan tepat di atas kepala. Orionids lebih menarik untuk diamati," ucap Djamaluddin.
(vit/nrl)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar